Thursday, February 10, 2011

Bursa Saham Terbesar Dibobol Hacker, AS Terkena Pukulan Telak

Nasdaq OMX Group Inc, perusahaan yang menjalankan pasar saham elektronik dengan volume terbesar di dunia, jadi korban pihak-pihak tak dikenal. Pukulan cukup telak pada pasar saham Amerika Serikat.

Nasdaq adalah perusahaan elektronik terbesar yang berpengaruh pada perdagangan pasar saham di Amerika Serikat. Lebih dari 2.800 perusahaan yang terdaftar dalam perusahaan tersebut.

Nasdaq, menyatakan komunikasi rahasia sekitar 300 perusahaan publik yang dilayaninya diserang peretas komputer atau hacker. Namun Nasdaq menegaskan upaya peretas tersebut tidak bisa menembus data perusahaan langganannya maupun mempengaruhi sistem perdagangan saham.

Seperti diberitakan Reuters, pengelola bursa saham Nasdaq mengakui adanya 'aktivitas mencurigakan' pada server mereka di AS.

Namun, belum ditemukan bukti bahwa pelaku mengakses atau mencuri informasi dari pelanggan Nasdaq maupun perusahaan induk pengelola Nasdaq.

Tidak disebutkan kapan pembobolan itu terjadi. Saat ini FBI disebut sudah menjalankan penyelidikan bersama dengan sebuah firma forensik independen.

Analis khawatir serangan ini akan menjadi satu lagi pukulan pada bursa saham di AS. Sejauh ini kepercayaan publik atas pasar saham cukup terhantam akibat krisis keuangan dan insiden Mei 2010 di Wall Street.

"Ada beberapa kejadian dalam beberapa tahun terakhir yang telah merusak kepercayaan investor, dan ini jelas bisa menjadi satu lagi," ujar Tim Ghriskey, Chief Investment Officer di Solaris Asset Management.

Seorang pejabat federal mengatakan kepada The Associated Press bahwa peretas komputer menyerang Nasdaq terjadi berulang kali selama setahun terakhir. Peneliti mencoba untuk mengidentifikasi para peretas. "Namun motif serangannya tidak diketahui," kata pejabat yang tidak mau disebutkan namanya.

Ia mengatakan peretas komputer berusaha menyerang Directors Desk, sebuah aplikasi yang membantu dokumen perusahaan berbagi dengan rapat dewan direksi perusahaan. Aplikasi itu juga memungkinkan diskusi online direksi perusahaan.

Mereka menginginkan aplikasi tersebut karena dewan direksi dianggap memiliki akses ke informasi pada tingkat tertinggi perusahaan. Sehingga menembus layanan tersebut memperoleh nilai besar untuk insider trading.

Juru bicara Nasdaq OMX, Frank DeMaria mengatakan Departemen Kehakiman telah meminta perusahaannya untuk tidak membeberkan kejadian tersebut hingga 14 Februari mendatang. Namun, The Wall Street Journal, melaporkan penyelidikan dalam situsnya, Jumat malam pekan lalu. Sehingga perusahaannya terpaksa mengeluarkan pernyataan serta pemberitahuan terhadap pelanggannya.

Pada tahun 1999, hacker menyusup ke situs-situs Nasdaq dengan meninggalkan pesan mengejek. Tetapi sejumlah pejabat Nasdaq mengatakan bahwa tidak ada bukti bahwa serangan peretas berdampak buruk pada data keuangan perusahaannya.

No comments:

Post a Comment